Minggu, 19 Oktober 2014

Definisi Kendali Diri, Tanggung Jawab dan Prinsip Generasi Muda

Nama : Dzaqi Zulian
NIM : 141411131088
Kelas : B

1. Kendali diri
Dalam segala aspek kehidupan seseorang sangat membutuhkan kendali diri atau disebut juga kontrol diri. Banyak faktor yang membuat seseorang kehilangan kendali diri, apakah dalam berkarya, berusaha, atau menekuni hobi, olah raga atau seni. Segala hal dilakukan dengan nafsu menggebu, sekuat tenaga tanpa jeda istirahat cukup, seolah energi fisik dan mental tidak akan terkikis habis. Padahal, seberapa pun kekuatan tenaga, kekuatan mental manusia, pasti ada batasnya.

Menurut Ghufron (2003: 30) kendali diri atau disebut juga kontrol diri yakni suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi, kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain, menutup perasaannya.

Kendali diri diartikan sebagai kemampuan seseorang yang peka akan keadaan diri dan lingkungan yang berguna dalam proses sosialisasi. Perilaku seseorang dikontrol dengan melihat situasi lingkungan agar sesuai dengan harapan lingkungan yang ada.

Calhoun dan Acocella (1990: 130) mendefinisikan kendali diri (self-control) sebagai ”pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang; dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri”. Pengendalian diri merupakan keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku. Dengan pengendalian diri seseorang tidak hanya mengendalikan kemampuan fisik melainkan pula begaima seseorang mampu mengendalikan perilakunya.
Kendali diri menurut Gustinawati (1990: 32) merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan tempat tinggalnya. … selain dapat mereduksi efek-efek psikologis yang negatif dari stressor-stessor lingkungan, kontrol diri juga dapat digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat pencegahan.

Kemampuan kendali diri dapat dikembangkan dan bisa digunakan untuk mereduksi efek psikologi yang bersifat negatif juga dapat digunakan sebagai pencegahan. Dengan mengendalikan diri, individu mampu menilai dan membuat suatu perkiraan terhadap perilaku yang hendak dilakukan sehingga individu mampu mecegah sesuatu hal tidak menyenangkan yang akan diterimanya kelak.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Thoresen dan Mahoney (Calhoun dan Acocella: 1990: 130) yakni ’kendali diri adalah seseorang menggunakan kendali dirinya bila, demi tujuan jangka panjang, dia sengaja menghindari melakukan perilaku yang biasa dikerjakan atau yang segera memuaskannya yang tersedia secara bebas baginya, tetapi malah menggantinya dengan perilaku yang kurang biasa atau menawarkan kesenangan dengan tidak segera’.
Selain berguna untuk pencegahan diri, kendali diri dilakukan pula dengan tujuan penundaan. Dapat diartikan bahwa dengan mengendalikan diri berarti sengaja menghindari suatu perilaku dengan tujuan jangka panjang agar lebih mendapat kepuasan.

Hal tersebut diimbangi dengan pernyataan Mappiare (2006: 94) yang mengemukakan bahwa kendali diri menunjukkan pada ”keasadaran dan kemampuan individu dalam menahan diri dari berbagai stimuli atau rangsangan yang dapat mempengaruhi efektivitas seseorang”. Seseorang harus mampu mengendalikan semua stimuli untuk mencapai efektivitas hidup. Seseorang secara sadar menahan diri dalam melakukan suatu tindakan dan menunda suatu keinginan sehingga mencapai trujuan dan mendapat kepuasan atas perilakunya.

Goldfried dan Merbaum (dalam Lazarus, 1976: 339) mendefinisikan ’kendali diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif’. Hal ini perilaku diorganisir untuk mendapat hasil positif. Perilaku disusun, dibimbing, diatur, dan diarahkan sehingga tidak hanya menuruti keinginan hati sesaat atau nafsu semata. ”Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan” (Lazarus, 1976: 340). Setelah perilaku diorganisir dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan, maka kendali diri bertugas membuat suatu keputusan guna mendapatkan hasil dan tujuan yang optimal.

Sementara The Liang Gie (1995: 190) mengungkapkan bahwa ”pengendalian diri atau self control ialah perbuatan membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat, mengikis keseganan, dan mengarahkan energi untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan dalam studi”.
Kendali diri berguna pula untuk meningkatkan semangat dalam mencapai suatu tujuan. Dengan mengedalikan diri seseorang mampu mampu mendisiplinkan diri yang untuk benar-benar melakukan sesuatu yang memang harus dilakukan dan menahan diri dalam melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka kendali atau kontrol diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu dengan mendisiplinkan kemauan atau dorongan-dorongan dalam diri seseorang, serta menahan diri dengan sadar untuk bertindak guna mencapai hasil dan tujuan sesuai yang diinginkan.

2. Tanggung jawab
A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB

Pengertian tanggung jawab dalam Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Adapun tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

Tanggung jawab bersifat kodrati, yang artinya tanggung jawab itu sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa setiap manusia dan yang pasti masing-masing orang akan memikul suatu tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Apabila seseorang tidak mau bertanggung jawab, maka tentu ada pihak lain yang memaksa untuk tindakan tanggung jawab tersebut. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:

1. Dari sisi yang berbuat

2. dari sisi yang kepentingan pihak lain.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


B. Macam-macam Tanggung Jawab

Tujuan manusia berjuang itu untuk memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:

1) Tanggung jawab terhadap Tuhan

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang telah diatur sedemikian rupa dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam-macam agama.

2) Tanggung jawab terhadap diri sendiri

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.

3) Tanggung jawab terhadap keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.

4) Tanggung jawab terhadap masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

5) Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara

Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara


C . PENGABDIAN DAN PENGORBANAN

Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan adalah perbuat baik untuk kepentingan manusia itu sendiri

1. Pengabdian

Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja

2. Pengorbanan

Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.

Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan .

Pengorbanan merupakan juga bagian dari pengabdian. Segala sesuatu yang bersifat pengabdian, pasti terdapat tindakan pengorbanan, sekecil apapun itu. Berbuat pengorbanan itu bermacam-macam, dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa pengorbanan berbentuk jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.

Pengabdian lebih banyak mengarah kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

3. Prinsip Generasi Muda
Sebagai generasi muda kita harus mempunyai prinsip dalam hidup kedepannya. Prinsip-prinsip itu harus ditegaskan dengan perbuatan atau usaha yang riil. Saya sebagai generasi muda menghimbau kepada generasi muda untuk mempunyai beberapa prinsip dalam hidup, antara lain sebagai berikut :

a)    Membangkitkan Rasa Nasionalisme Generasi muda Indonesia
Kita tahu rasa nasionalisme warga Indonesia mulai redup. Oleh karena itu, kita sebagai penerus bangsa haruslah sadar akan keadaan tersebut. Kita nyalakan kembali prinsip yang telah redup tersebut, sehingga bangsa Indonesia memiliki generasi penerus yang tidak akan lupa asal-usulnya.

b)    Calon Pemimpin
Prinsip calon pemimpin sangatlah penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetapi, banyak yang meremehka prinsip tersebut. Manfaat dari prinsip itu adalah untuk pengendalian diri, penyeimbang, pembatas dan pengawas dalam suatu kelompok. Maka dari itu, generasi muda sangat memerlukan prinsip yang dapat mengatur dirinya sendiri ataupun didalam suatu kelompok.

c)    Punya Tujuan Hidup
Tujuan hidup yang jelas adalah gambaran seseorang dimasa depan yang mereka dambakan. Prinsip tersebut berguna agar generasi muda menjadi landasan yang jelas untuk masa depannya. Bukan seperti air diatas daun talas.

d)    Be Number One
Menjadi nomor satu adalah kebanggan setiap orang. Generasi muda Indoensia diharapkan dapat menjadi ujung tombak negaranya. Be Number One, adalah usaha yang harus dilakukan untuk semua generasi muda agar tercapainya Indonesia yang digdaya dimasa depan.

e)    Prinsip Pancasila
Pancasila adalah landasan Negara Republik Indonesia. Hampir semua warga Indonesia mengetahui Pancasila. Tetapi, banyak juga yang tidak mengerti apa prinsip pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Sebagai generasi yang modern, kita harusnya dapat mengerti dan mengamalkan nilai-nilai pancasila. Karena, dalam nilai-nilai pancasila tersebut terdapat landasan kehidupan yang mengatur tentang norma-norma yang berlaku. Oleh sebab itu, Pengamalan Prinsip Pancasila harus ditanamkan kepada generasi muda sebagai upaya membangun generasi yang tahu dan mengamalkan akan ideologi negaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar