Sabtu, 08 November 2014

Pengertian Daftar Pustaka, Referensi dan Bibliografi

Dalam penulisan suatu buku, artikel, atau karya tulis lainnya selalu memerlukan beberapa sumber untuk menguatkan gagasan-gagasan yang diutarakan penulis. Beberapa sumber tersebut mempunyai tempat tersendiri dalam penulisannya. Ada yang dirangkum menjadi satu sebagai daftar pustaka, referensi atau yang dijelaskan secara terperinci yaitu bibliografi. Pengertian daftar pustaka, referensi dan bibliografi akan dijelaskan dibawah ini.

      A.    DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku, artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun internet yang tidak terdapat dalam daftar pustaka ini. Mengingat arti Penting dari bagian karya ilmiah yang satu ini, maka mahasiswa, dosen,siswa maupun masyarakat umum lainnya perlu mengetahui Cara dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar.

Ada beberapa komponen dalam Teknik Penulisan Daftar Pustaka yaitu :
       ·         Nama penulis dan nama keluarga (jika ada)
       ·         Nama dibalik
       ·         Tahun Penerbitan
       ·         Judul Buku
       ·         Tempat Penerbitan
       ·          Nama Penerbit

Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :
      1. Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga , nama marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan penulisan nama akhir / belakang kecuali nama Cina
     2. Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.
     3. Judul buku dicetak miring atau digaris bawahi pada setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang bersambung sepanjang judul.
     4. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan seterusnya diketik mulai ketukan ke-7.
     5.  Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi.
     6.  Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi
     7.  Daftar pustaka ditulis menurut alphabtis, tanpa diberi nomer urut.
     8.  Semua referensi yang ada dalam kutipan dan catatan kaki dimasukkan dalam daftar pustaka.

Sedangkan untuk Cara Penulisan Daftar Pustaka dan teknik Penulisan Daftar Pustaka dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu sumber dari Jurnal , buku, Internet, Peraturan Pemerintah , Perundang-undangan, Makalah, Karya Tulis serta Surat Kabar / Koran. 

Contoh Daftar Pustaka
Berikut ini merupakan Beberapa Contoh Penulisan yang baik dan benar dari berbagai sumber :

Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Internet :
·         Hatta M.2004. Yang Terlarang dalam Berkarier. http://www.sdmlink.com/page/artikel/?act/detil/aid/42

Contoh Daftar Pustaka dari Buku : 

·         Buku ditulis satu Orang

Christensen, R. 2006. Roadmap to Strategic HR - Turning A Great Idea into A Business Reality. New York : Amacom
·         Buku ditulis dua Orang

Newman, WH and E. Kirby Warren.1977. The Process of Management, Concept, Behaviour and Practice. New Delhi : Prentice Hall of India Private Ltd.
·         Buku ditulis lebih dari dua orang

Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San Francisco : WH. Freeman and Company


      B.    REFERENSI

Referensi adalah bentuk pemberitahuan mengenai sumber informasi dan ide yang digunakan dalam sebuah tulisan ilmiah, baik itu berupa essay, paper ataupun laporan. Ketika seseorang mencari berbagai informasi untuk digunakan dalam tulisan akademisnya, maka orang tersebut diharuskan untuk mencantumkan sumber-sumber informasi yang didapatkannya.

Mengapa Referensi?
Dengan mereferensikan sumber informasi, artinya kita telah:
- Menunjukkan luasnya cakupan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang telah dikumpulkan dan dikaji;
- Menunjukan dari mana saja informasi-informasi tersebut didapatkan;
- Menyatakan penghormatan kepada pemilik ide atau karya.

Bagaimana Penulisan Referensi?
Ada banyak style(format) penulisan referensi, diantaranya: harvard style, chicago style, APA style, IEEE style, MLA style, GB71714 style dan lain-lain. Kali ini saya memilih IEEE style karena menurut pemantauan saya paling sering digunakan.

IEEE Style
Dalam IEEE style, referensi harus dinomori dan penomoran sesuai dengan urutan kemunculan dalam teks. Ketika merujuk referensi dalam teks dokumen, tuliskan nomor referensi dalam kurung persegi, misalnya: [1]. Kutipan gaya IEEE memiliki 3 fitur utama:
- Nama penulis adalah nama pertama (atau awal) dan terakhir. Ini berbeda dari gaya MLA mana nama belakang penulis pertama;
- Judul dari sebuah artikel (atau bab, makalah konferensi, paten, dll) adalah dalam tanda kutip;
- Judul jurnal atau buku adalah ditulis dengan huruf miring.
Untuk lebih jelasnya, akan terlihat pada beberapa contoh di bawah ini. Penulisannya berbeda tergantung dari jenis sumber referensi.

ARTIKEL JURNAL

-     Huruf kapital hanya pada kata pertama dari judul, kecuali pada kata atau akronim yang tepat
-     Setiap kata (penting) dari jurnal harus huruf kapital.
-     Huruf “v” pda volume bukan huruf kapital.
-     Gunakan salah satu dan konsisten menggunakan singkatan atau menyebutkan semua nama pada jurnal yang kita jadikan referensi.
-     Boleh menyingkat kata, seperti volume atau Desember dengan tetap konsisten, tapi tidak perlu menyingkat Maret, April, Mei, Juni, Juli.
-     Gunakan p. untuk satu halaman dan pp. jika lebih dari satu halaman, misalnya p.20 dan pp.20-40.

1. Format standar
[#] A. A. Penulis artikel. “Judul Artikel,” Judul Jurnal, vol. #, no. #, pp. halaman, Bulan tahun.
Contoh:
R.R. Yager, “Multiple objective decision-making using fuzzy sets,” International  Journal of Man-Machine Studies, vol. 9, no. 4, pp.375-382, Jul. 1977.

BUKU

Format standar
[#]A.A. Penulis/editor, Judul: SubJudul(miring), Edisi(jika bukan pertama), Vol.(jika beberapa volume). Tempat Penerbit: Penerbit, Tahun, halaman (jika perlu).1. Penulis tunggal
W.-K. Chen, Linear Networks and Systems. Belmont, CA: Wadsworth, 1993, pp. 123135.

2. Lebih dari satu penulis
T. Jordan and P. A. Taylor, Hacktivism and Cyberwars: Rebels with a cause? London:Routledge, 2004.

3. Tiga atau lebih penulis
R. Hayes, G. Pisano, D. Upton, and S. Wheelwright, Operations, Strategy, and Technology: Pursuing the competitive edge. Hoboken, N: Wiley, 2005.
Catatan:  Semua nama penulis harus ditampilkan, kecuali lebih dari 6 penulis, maka menggunakan et al setelah nama penulis pertama.
4. Berseri
M. Bell, et al., Universities Online: A survey of online education and services in Australia, Occasional Paper Series 02-A. Canberra: Department of Education, Science and Training, 2002.

5. Penulis Corporate
World Bank, Information and Communication Technologies: A World Bank group strategy. Washington, DC : World Bank, 2002.

6. Publikasi Pemerintah
Australia. Attorney-Generals Department. Digital Agenda Review, 4 Vols. Canberra:Attorney- General’s Department, 2003.

7. Manual
Bell Telephone Laboratories Technical Staff, Transmission System for Communications, Bell Telephone Laboratories, 1995.
8. Tesis atau Disertasi
H. Zhang, “Delay-insensitive networks,” M.S. thesis, University of Waterloo, Waterloo, ON, Canada, 1997.
ARTIKEL DARI PROCEEDING (SEMINAR, WORKSHOP)

Format standar
[#]A.A. Penulis. “Judul artikel,” Konferensi Proceeding/seminar/workshop, tahun, pp.

Konferensi (complete conference proceedings)
K.-L. Wu, C.C. Aggarwal, and P.S. Yu, “Personalization with dynamic profiler,” in Proceedings third international workshop on advanced issues of e-commerce and webbased information systems, 2001,pp.12-20.

Paper yang Dipresentasikan di Konferensi (unpublished)
B. Brandli and M. Dick. “Engineering names and concepts,” presented at the 2 Int.Conf. Engineering Education, Frankfurt, Germany, 1999.

SUMBER ONLINE
-   Sumber online tidak selalu menampilkan penulis atau penerbit secara detil. Informasi yang ditampilkan biasanya URL.
-     Sama seperti sumber publikasi lainnya, tanggal akses informasi online adalah suatu hal yang penting.Tanggal pengaksesan juga dicantumkan karena sumber online bisa berubah isinya antara pada saat kita akses, dengan pada saat pembaca mengaksesnya.

Webpage
J. Nielsen, “Ten Usability Heuristics,” 1994, http://www.useit.com/papers/heuristic/heuristic_list.html
Dokumen dalam Website
Microsoft Corporation, “Site management cycle,” 2003, http://msdn.microsoft.com/library/en-us/comsrv2k/htm/cs_gs_concepts_ntqq.asp.

Artikel di Newsletter atau Majalah Online
C. Sherman, “Teoma vs. Google, round two,” April 2, 2002, http://searchenginewatch.com/searchday/02/sd0402-teoma.html.

E-Books

Format standar
[#] A.A Penulis. Judul E-book. Tempat: Penerbit, Tanggal Publikasi. [Format] Available: Sumber.

Contoh:
T. Eckes, The Developmental Social Psychology of Gender. Mahwah NJ: Lawrence Erlbaum, 2000. [E-book] Available: netLibrary e-book.

E-Journals

Format standar
[#] A.A. Penulis, “Judul artikel,” Judul jurnal, vol., no., p. halaman, bulan tahun. [Format]. Available: Nama Database (jika perlu), nomor artikel (jika ada), alamat web. [Diakses tanggal diakses].
Contoh:
A. Holub, “Is software engineering an oxymoron?” Software Development Times, p. 28+, March 2005. [Online]. Available: ProQuest, http://il.proquest.com. [Diakses 23 Januari 2010].


     C.     BIBLIOGRAFI
Bibliografi adalah sebuah daftar pustaka yang mencangkup isi dan deskripsi sebuah buku, hal tersebut meliputi, judul, pengarang, edisi, cetakan, kota penerbit, nama penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ukuran tinggi buku dan ISBN.
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti buku dan Graphein: yang berarti menulis, maka kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku. Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.
Jenis bibliografi yang dihasilkan dalam pembuatan publikasi sekunder akan tergantung pada jenis pustaka yang akan didaftar. Misalnya akan dibuat daftar yang berasal dari deskripsi katalog buku yang dimiliki perpustakaan, maka daftar tersebut dapat dinamakan daftar katalog. Sementara jika daftar yang disusun berdasarkan judul artikel suatu majalah, maka daftar tersebut dapat disebut daftar isi. Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi :
1).    Bibliogrfi deskriptif adalah bibliografi yang dilengakapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi serta kata kunci dan abstrak yang tertulis.
2).    Bibliografi evaluatif adalah bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka.Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan pustaka atau artikel.

Fungsi sebuah bibliografi hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu.
Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya. harus dicantumkan pula nomor halaman di mana pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah bibliografi memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan. Karena itu fungsi catatan kaki dan bibliografi seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.
Di pihak lain bibliografi dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi sebagai pelengkap dan sebuah catatan kaki. Mengapa bibliografi itu dapat pula dilihat sebagai pelcngkap? Karena bila seorang pembaca iugin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki. maka ia dapat mencarinya dalam bibliografi. Dalam bibliografi dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.

Daftar pustaka bermaksud mentabulasi atau mendaftarkan semua sumber bacaan baik yang sudah dipublikasikan sperti buku, majalah, surat kabar, maupun yang belumdipublikasikan seperti paper skripsi, tesis, an disertasi. Melauli daftar pustaka ini, pembaca dapat mengetahui sumber-sumber apa saja yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah itu tnapa membaca seluruh tulisan terlebih dahulu.  Berdasarkan daftar pustaka itu, pembaca yang berpengalaman akan dapat mengira mutu pembahasan tulisan tersebut, karena tujuan utama dari daftar pustaka adalah untuk mengidentifikasi karya ilmiah itu sendiri.

Unsur-unsur  bibliografi yang harus dipersiapkan agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi, tiap penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah:

1).    Nama penulis, yang dikutip secara lengkap.
Untuk penulis-penulis asing nama keluarga diletakan paling depan. Hal ini menentukan urutan huruf dalam daftar pustaka. Untuk penulis Indonesia yang menentukan urutan alfabetisnya ialah huruf pertama. Nama sendiri.
Jika penulis terdiri dari dua atau tiga orang, semua nama dicantumkan. Jika penulis lebih dari tiga orang ditulis singkatan et. al. (dan kawan-kawan/dkk).
Jika dalam sumber bacaan terdapat beberapa tulisan yang di tulis oleh penulis yang sama maka sumber bacaaan itu disusun berurutan. Nama penulis hanya ditulis  urutan pertama, karya urutan kedua dan sterusnya tidak ditliskan tetapi diganti dengan garis sepanjang tujuh ketkan. Nama penulis meupun garis, diakhiri dengan titik.

2).    Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
Cara menuliskan judul buku pada catatan kaki sama dengan cara menuliskan di daftar pustaka. Judul tulisan ketik dengan huruf kapital untuk setiap awal kata kecali kata tugas. Judul buku diletakan diantara tanda kutip dan diakhiri dengan tanda koma. Judul buku diketik dengan dengan jarak dua ketukan dari tanda titik di belakang nama penulis.

3).    Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
Data publikasi dimulai dengan tempat penerbitan dan akhiri dengan titik dua, kemudian dengan jarak satu sela ketukan dilanjutkan dengan nama badan penerbit, ditutup dengan koma, sela satu ketukan kemdian diikuti tahun penerbitan yang ditulis dengan angka arab dan diakhiri dengan titik. Jarak data publikasi dengan judul dua sela ketukan.

4).    Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
Dalam daftar pustaka nama buku atau nama majalah dengan cara yang sama dengan judul tulisan yaitu dengan huruf kapital untuk setiap awal kata dan diberi garis bawah. Nama buku diakhiri dengan tanda titik, tetapi untuk nama majalah diakhiri dengan tanda koma.

Penyusunan Bibliografi Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka.
1. Daftar pustaka  tidak diberi nomor urut
2. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
3. Gelar penulisan tidak dicantumkan walaupun dalam buku yang dikutip penulis gelar
4. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
5. Daftar pustaka deletakan pada bagian terakhir dari tulisan
6. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
7. Baris pertama dimulai dari garis tepi margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat/tujuh ketukan.

Contoh-contoh penyusunan Daftar pustaka pada buku :
1). Penulisan daftar pustaka terdiri atas 1 (satu)  orang penulis
Contoh :
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende : Nusa Indah
Ibrahim, nini. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: UHAMKA PRESS
2). Penulisan daftar pustaka terdiri atas 2 (dua) orang penulis buku
Contoh :
Arifin, E. Zaenal dan s. Amran Tasai. 1995. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : Akademia
3). Contoh daftar pustaka dengan penulis buku terdiri dari 3 (tiga) orang
Contoh :
Akhadiah, Sabarti, maidar G. Arsjad, dan Sakurta H. Ridwan. 2003. Pembinaan Kemampuan Manulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
4). Contoh daftar pustaka denga penulis buku lebih dari 3 orang
Rani, Abdul dkk.2000. Analisis Wacana. Malang: Bayamedia
5). Contoh 2 (dua) buku yang ditulis oleh seorang penulis



            Manfaat Bibliografi Pencatatan informasi mengenai koleksi perpustakaan dalam bentuk bibliografi dilakukan dengan berbagai alasan antara lain:
  •  Jumlah koleksi perpustakaan yang semakin meningkat bentuk dan bidang kajiannya
  • Kebutuhan informasi para pengguna yang semakin beragam dan meningkat jumlahnya
  • Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan penelusuran informasi yang cepat dan tepat
            Oleh karena itu penyusunan suatu daftar bibliografi mempunyai fungsi utama untuk membantu pemakai mencari dan menelusuri informasi tertentu. Fungsi lain dari bibliografi adalah sebagai bagian dari jasa pelayanan perpustakaan kepada pemakai. Dengan menerbitkan suatu bibliografi, pustakawan dapat menawarkan koleksinya kepada pemakai tanpa harus mengeluarkan seluruh koleksi yang dimilikinya, serta dapat menjangkau pengguna yang tinggal jauh dari perpustakaan.

Dengan demikian maka, bibliografi dapat digunakan sebagai:
  • Bahan rujukan terhadap koleksi perpustakaan
  • Daftar koleksi yang dimiliki perpustakaan
  • Daftar informasi bahan pustaka mengenai suatu bidang kajian tertentu, dan sebagainya
Sumber :
http://gracemoondanz1509.blogspot.com/2014/04/pengertian-jenis-fungsi-dan-contoh.html
http://kbbi.web.id/bibliografi
http://www.penasains.com/2014/01/cara-menuliskan-daftar-pustaka-yang.html
http://www.artikata.com/arti-347272-referensi.html

Minggu, 19 Oktober 2014

Definisi Kendali Diri, Tanggung Jawab dan Prinsip Generasi Muda

Nama : Dzaqi Zulian
NIM : 141411131088
Kelas : B

1. Kendali diri
Dalam segala aspek kehidupan seseorang sangat membutuhkan kendali diri atau disebut juga kontrol diri. Banyak faktor yang membuat seseorang kehilangan kendali diri, apakah dalam berkarya, berusaha, atau menekuni hobi, olah raga atau seni. Segala hal dilakukan dengan nafsu menggebu, sekuat tenaga tanpa jeda istirahat cukup, seolah energi fisik dan mental tidak akan terkikis habis. Padahal, seberapa pun kekuatan tenaga, kekuatan mental manusia, pasti ada batasnya.

Menurut Ghufron (2003: 30) kendali diri atau disebut juga kontrol diri yakni suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi, kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain, menutup perasaannya.

Kendali diri diartikan sebagai kemampuan seseorang yang peka akan keadaan diri dan lingkungan yang berguna dalam proses sosialisasi. Perilaku seseorang dikontrol dengan melihat situasi lingkungan agar sesuai dengan harapan lingkungan yang ada.

Calhoun dan Acocella (1990: 130) mendefinisikan kendali diri (self-control) sebagai ”pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang; dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri”. Pengendalian diri merupakan keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku. Dengan pengendalian diri seseorang tidak hanya mengendalikan kemampuan fisik melainkan pula begaima seseorang mampu mengendalikan perilakunya.
Kendali diri menurut Gustinawati (1990: 32) merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan tempat tinggalnya. … selain dapat mereduksi efek-efek psikologis yang negatif dari stressor-stessor lingkungan, kontrol diri juga dapat digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat pencegahan.

Kemampuan kendali diri dapat dikembangkan dan bisa digunakan untuk mereduksi efek psikologi yang bersifat negatif juga dapat digunakan sebagai pencegahan. Dengan mengendalikan diri, individu mampu menilai dan membuat suatu perkiraan terhadap perilaku yang hendak dilakukan sehingga individu mampu mecegah sesuatu hal tidak menyenangkan yang akan diterimanya kelak.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Thoresen dan Mahoney (Calhoun dan Acocella: 1990: 130) yakni ’kendali diri adalah seseorang menggunakan kendali dirinya bila, demi tujuan jangka panjang, dia sengaja menghindari melakukan perilaku yang biasa dikerjakan atau yang segera memuaskannya yang tersedia secara bebas baginya, tetapi malah menggantinya dengan perilaku yang kurang biasa atau menawarkan kesenangan dengan tidak segera’.
Selain berguna untuk pencegahan diri, kendali diri dilakukan pula dengan tujuan penundaan. Dapat diartikan bahwa dengan mengendalikan diri berarti sengaja menghindari suatu perilaku dengan tujuan jangka panjang agar lebih mendapat kepuasan.

Hal tersebut diimbangi dengan pernyataan Mappiare (2006: 94) yang mengemukakan bahwa kendali diri menunjukkan pada ”keasadaran dan kemampuan individu dalam menahan diri dari berbagai stimuli atau rangsangan yang dapat mempengaruhi efektivitas seseorang”. Seseorang harus mampu mengendalikan semua stimuli untuk mencapai efektivitas hidup. Seseorang secara sadar menahan diri dalam melakukan suatu tindakan dan menunda suatu keinginan sehingga mencapai trujuan dan mendapat kepuasan atas perilakunya.

Goldfried dan Merbaum (dalam Lazarus, 1976: 339) mendefinisikan ’kendali diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif’. Hal ini perilaku diorganisir untuk mendapat hasil positif. Perilaku disusun, dibimbing, diatur, dan diarahkan sehingga tidak hanya menuruti keinginan hati sesaat atau nafsu semata. ”Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan” (Lazarus, 1976: 340). Setelah perilaku diorganisir dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan, maka kendali diri bertugas membuat suatu keputusan guna mendapatkan hasil dan tujuan yang optimal.

Sementara The Liang Gie (1995: 190) mengungkapkan bahwa ”pengendalian diri atau self control ialah perbuatan membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat, mengikis keseganan, dan mengarahkan energi untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan dalam studi”.
Kendali diri berguna pula untuk meningkatkan semangat dalam mencapai suatu tujuan. Dengan mengedalikan diri seseorang mampu mampu mendisiplinkan diri yang untuk benar-benar melakukan sesuatu yang memang harus dilakukan dan menahan diri dalam melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka kendali atau kontrol diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu dengan mendisiplinkan kemauan atau dorongan-dorongan dalam diri seseorang, serta menahan diri dengan sadar untuk bertindak guna mencapai hasil dan tujuan sesuai yang diinginkan.

2. Tanggung jawab
A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB

Pengertian tanggung jawab dalam Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Adapun tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

Tanggung jawab bersifat kodrati, yang artinya tanggung jawab itu sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa setiap manusia dan yang pasti masing-masing orang akan memikul suatu tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Apabila seseorang tidak mau bertanggung jawab, maka tentu ada pihak lain yang memaksa untuk tindakan tanggung jawab tersebut. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:

1. Dari sisi yang berbuat

2. dari sisi yang kepentingan pihak lain.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


B. Macam-macam Tanggung Jawab

Tujuan manusia berjuang itu untuk memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:

1) Tanggung jawab terhadap Tuhan

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang telah diatur sedemikian rupa dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam-macam agama.

2) Tanggung jawab terhadap diri sendiri

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.

3) Tanggung jawab terhadap keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.

4) Tanggung jawab terhadap masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

5) Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara

Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara


C . PENGABDIAN DAN PENGORBANAN

Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan adalah perbuat baik untuk kepentingan manusia itu sendiri

1. Pengabdian

Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja

2. Pengorbanan

Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.

Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan .

Pengorbanan merupakan juga bagian dari pengabdian. Segala sesuatu yang bersifat pengabdian, pasti terdapat tindakan pengorbanan, sekecil apapun itu. Berbuat pengorbanan itu bermacam-macam, dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa pengorbanan berbentuk jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.

Pengabdian lebih banyak mengarah kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

3. Prinsip Generasi Muda
Sebagai generasi muda kita harus mempunyai prinsip dalam hidup kedepannya. Prinsip-prinsip itu harus ditegaskan dengan perbuatan atau usaha yang riil. Saya sebagai generasi muda menghimbau kepada generasi muda untuk mempunyai beberapa prinsip dalam hidup, antara lain sebagai berikut :

a)    Membangkitkan Rasa Nasionalisme Generasi muda Indonesia
Kita tahu rasa nasionalisme warga Indonesia mulai redup. Oleh karena itu, kita sebagai penerus bangsa haruslah sadar akan keadaan tersebut. Kita nyalakan kembali prinsip yang telah redup tersebut, sehingga bangsa Indonesia memiliki generasi penerus yang tidak akan lupa asal-usulnya.

b)    Calon Pemimpin
Prinsip calon pemimpin sangatlah penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetapi, banyak yang meremehka prinsip tersebut. Manfaat dari prinsip itu adalah untuk pengendalian diri, penyeimbang, pembatas dan pengawas dalam suatu kelompok. Maka dari itu, generasi muda sangat memerlukan prinsip yang dapat mengatur dirinya sendiri ataupun didalam suatu kelompok.

c)    Punya Tujuan Hidup
Tujuan hidup yang jelas adalah gambaran seseorang dimasa depan yang mereka dambakan. Prinsip tersebut berguna agar generasi muda menjadi landasan yang jelas untuk masa depannya. Bukan seperti air diatas daun talas.

d)    Be Number One
Menjadi nomor satu adalah kebanggan setiap orang. Generasi muda Indoensia diharapkan dapat menjadi ujung tombak negaranya. Be Number One, adalah usaha yang harus dilakukan untuk semua generasi muda agar tercapainya Indonesia yang digdaya dimasa depan.

e)    Prinsip Pancasila
Pancasila adalah landasan Negara Republik Indonesia. Hampir semua warga Indonesia mengetahui Pancasila. Tetapi, banyak juga yang tidak mengerti apa prinsip pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Sebagai generasi yang modern, kita harusnya dapat mengerti dan mengamalkan nilai-nilai pancasila. Karena, dalam nilai-nilai pancasila tersebut terdapat landasan kehidupan yang mengatur tentang norma-norma yang berlaku. Oleh sebab itu, Pengamalan Prinsip Pancasila harus ditanamkan kepada generasi muda sebagai upaya membangun generasi yang tahu dan mengamalkan akan ideologi negaranya.